Tanpa Sekat! Ketua serta Anggota DPRD Majalengka Hadapi Pendemo dengan Dialog dan Humanis

0

Majalengka, JURNALPOST.CLICK— Puluhan pendemo mendatangi gedung DPRD Kabupaten Majalengka, Selasa, (30/9/25).

Massa yang mengatasnamakan Generasi Anti Korupsi Majalengka datang dengan membawa belasan tuntutan.

Di hadapan Ketua dan anggota DPRD, satu persatu para orator berorasi menyampaikan aspirasinya.

Awalnya, para pengunjuk rasa merasa kecewa karena dari 49 anggota legislatif, hanya dua orang yang datang menemui puluhan pendemo yang menyebut dirinya sebagai tuan dari wakil rakyat tersebut.

Namun tak berselang lama anggota dewan lainnya berdatangan setelah ada penjelasan bahwa wakil rakyat tersebut tengah melakukan rapat. Sehingga telat datang untuk menemui para pendemo.

Suasana menjadi mencair sehingga aspirasi masyarakat dapat tersampaikan.

Tanpa sekat, para pendemo dan anggota dewan berdiri sejajar, mereka mendengarkan setiap aspirasi yang disampaikan. Tak ada jarak yang ada hanya dialog.

Ada hal yang paling mencuri perhatian dalam momen kali ini. Dimana, Ketua DPRD Majalengka, H Didi Supriadi, S.H., setelah menyimak tuntutan, ia memilih duduk di trotoar, berbaur dengan warga dan massa aksi.

Bahkan, politisi PDI Perjuangan ini tak sungkan menyantap makanan dari pedagang keliling, seakan ingin menghapus jarak antara pejabat dan rakyat.

Aksi spontan ini meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang. Imas, seorang pedagang asongan, tak bisa menyembunyikan rasa harunya.

“Sejuk sekali hati saya, Pak Ketua duduk di bawah sama rakyat, makan bareng kayak tidak ada bedanya,” ungkapnya.

Meskipun tuntutan massa masih menunggu tindak lanjut, momen ini menjadi simbol penting.

Momen penuh kehangatan ini menunjukkan bahwa politik tak harus selalu berada di balik meja rapat yang kaku. Kadang kala, yang dibutuhkan hanyalah satu langkah turun ke jalan untuk menyatukan wakil rakyat dengan warganya.

Ini adalah pengingat bahwa di tengah panasnya demonstrasi, ada ruang untuk dialog dan kemanusiaan.

Tak berhenti di luar gedung, massa juga meminta aspirasinya dibahas langsung di ruang paripurna. Ketua DPRD Majalengka pun mengabulkan permintaan itu dengan membuka forum audiensi di Gedung Bhineka Yudha Sawala.

Ketua Generasi Anti Korupsi Majalengka, Farhan Mutaqin, menyoroti serius soal maraknya peredaran obat-obatan terlarang (OOT) di wilayahnya. Ia menyebut temuan di lapangan cukup masif dan meresahkan masyarakat.

“Peredaran OOT di Majalengka cukup mengkhawatirkan. Namun, tanggapan dewan masih normatif, hanya sebatas janji akan diberantas tanpa ada tindak lanjut konkret,” ujar Farhan usai audiensi.

Farhan menegaskan pihaknya akan terus mengawal tuntutan tersebut. Ia juga mendorong pemerintah eksekutif untuk lebih tegas memberantas peredaran obat-obatan terlarang.

“Kami akan terus memantau apakah janji dewan betul-betul dijalankan atau tidak. Karena sampai sekarang masalah ini masih rumit dan belum ada penyelesaian nyata,” tandasnya tegas.(*)

Bagikan Artikel

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini